Syekh Khotib Sambas: Ulama Besar Penyebar Tarekat di Nusantara



Syekh Khotib Sambas adalah salah satu tokoh ulama sufi terkemuka di abad ke-19 yang berasal dari Kalimantan Barat. Namanya sangat terkenal di dunia Islam, khususnya di wilayah Nusantara, karena perannya sebagai pendiri dan penyebar Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah di Indonesia. Dengan keteguhan spiritual dan ilmu yang mendalam, beliau menjadi panutan banyak ulama dan murid hingga saat ini.


Latar Belakang dan Kelahiran

Syekh Khotib Sambas dilahirkan dengan nama Muhammad Thahir bin Ahmad di Sambas, Kalimantan Barat, sekitar awal abad ke-19 (diperkirakan antara tahun 1802–1804 M). Ia berasal dari keluarga yang taat beragama dan sangat menghargai pendidikan Islam. Sejak kecil, ia telah menunjukkan kecerdasan luar biasa dan semangat besar dalam mempelajari ilmu agama.


Perjalanan Menuntut Ilmu

Setelah menyelesaikan pendidikan dasar di Sambas, beliau melanjutkan pencarian ilmunya ke Makkah Al-Mukarramah, pusat ilmu agama pada masa itu. Di sana, Syekh Khotib berguru kepada banyak ulama besar, termasuk Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi, yang juga menjadi guru para ulama Nusantara lainnya.

Namun, yang paling mempengaruhi jalan spiritualnya adalah pertemuannya dengan Syekh Abdul Karim al-Khatib, seorang mursyid besar dari tarekat Qadiriyah dan Naqsyabandiyah. Dari gurunya itu, Syekh Khotib menerima ijazah dan amanah untuk menyebarkan tarekat gabungan dua ajaran besar sufi tersebut di tanah air.


Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah

Setelah menguasai ilmu fiqih, tasawuf, tafsir, dan hadis, serta mendapatkan ijazah sebagai mursyid, Syekh Khotib kembali ke Nusantara. Ia tidak langsung pulang ke Sambas, melainkan menetap di Jawa, tepatnya di Bogor, Cianjur, dan Tasikmalaya, yang menjadi pusat dakwahnya.

Di sana, beliau mendirikan dan menyebarkan Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah (TQN), yaitu perpaduan antara dua tarekat besar: Qadiriyah, yang menekankan pada dzikir jahr (lantang), dan Naqsyabandiyah, yang lebih menekankan pada dzikir sirr (diam).

Tarekat ini menjadi sangat populer karena ajarannya yang moderat, bersahabat, dan dekat dengan ajaran Ahlussunnah wal Jamaah. TQN juga menekankan keseimbangan antara syariat dan hakikat, serta pentingnya bimbingan seorang mursyid sejati.


Pengaruh dan Murid-muridnya

Pengaruh Syekh Khotib Sambas menyebar luas hingga ke berbagai penjuru Nusantara, bahkan sampai ke Malaysia, Brunei, dan Singapura. Beberapa muridnya yang terkenal, antara lain:

  1. Syekh Abdul Karim Banten

  2. Syekh Nawawi al-Bantani – ulama besar dari Banten yang menjadi imam di Masjidil Haram

  3. Syekh Ahmad Khatib Sambas – murid sekaligus penerus ajaran tarekatnya

  4. Syekh Muhammad Sanusi dari Sukabumi

Para murid ini melanjutkan misi dakwah tarekat ke berbagai wilayah, membangun pesantren, dan membimbing umat dalam perjalanan spiritual.


Akhir Hayat

Syekh Khotib wafat di Makkah sekitar tahun 1875 M, dalam keadaan khusnul khatimah setelah menunaikan ibadah haji. Meski jasadnya dikebumikan di Tanah Suci, ajarannya terus hidup di hati umat Islam Nusantara.


Warisan Spiritualitas

Hingga kini, Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah yang diwariskan Syekh Khotib Sambas masih aktif di banyak wilayah Indonesia, terutama di Tasikmalaya, Suryalaya, dan Cianjur. Tokoh seperti Abah Anom dari Suryalaya merupakan bagian dari mata rantai spiritual yang bersambung dengan Syekh Khotib.

Warisan beliau bukan hanya dalam bentuk tarekat, melainkan juga dalam nilai-nilai moral, keteguhan iman, dan ajaran sufisme yang mencerahkan umat.



Syekh Khotib Sambas merupakan bukti nyata bagaimana seorang ulama Nusantara mampu mewariskan nilai-nilai Islam yang dalam, kuat, dan tetap relevan hingga hari ini. Keilmuannya, ketawadhuannya, serta peranannya dalam membina umat melalui tarekat menjadikan namanya harum dalam sejarah peradaban Islam di Asia Tenggara.


Daftar Sumber

  1. Azra, Azyumardi. Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII. Kencana, 2004.

  2. Van Bruinessen, Martin. Kitab Kuning, Pesantren dan Tarekat: Tradisi-tradisi Islam di Indonesia. Mizan, 1995.

  3. Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah Suryalaya – https://www.tqn.or.id

  4. Simuh. Sufisme Jawa: Transformasi Tasawuf Islam ke Mistik Jawa. Bentang, 1999.


Posting Komentar untuk "Syekh Khotib Sambas: Ulama Besar Penyebar Tarekat di Nusantara"