Sa’ad bin Abi Waqqash adalah salah satu dari sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga oleh Rasulullah ﷺ. Ia dikenal karena keahliannya dalam memanah dan kontribusinya besar dalam perluasan wilayah Islam. Sosoknya adalah lambang keberanian, keteguhan iman, dan kepemimpinan militer yang luar biasa.
Mengenal Sosok Sa’ad
Sa’ad bin Abi Waqqash lahir di Makkah sekitar tahun 595 M. Ia berasal dari Bani Zuhrah, salah satu kabilah terhormat Quraisy. Ia merupakan sepupu dari Aminah binti Wahb, ibu Nabi Muhammad ﷺ, sehingga secara nasab ia memiliki hubungan keluarga dengan Rasulullah.
Sa’ad adalah orang ketujuh yang masuk Islam melalui dakwah Abu Bakar Ash-Shiddiq. Saat itu, ia baru berusia 17 tahun. Meskipun muda, keteguhannya dalam Islam sangat kuat, bahkan termasuk orang pertama yang menumpahkan darah demi mempertahankan agama ini.
Pemanah Pertama di Jalan Allah
Dalam sejarah Islam, Sa’ad dikenal sebagai orang pertama yang melepaskan anak panah di jalan Allah. Rasulullah ﷺ bahkan pernah berkata:
"Ini adalah pamanku. Tunjukkan padaku siapa yang punya paman seperti dia!"
(HR. Bukhari dan Muslim)
Kemampuannya dalam memanah sangat menonjol di berbagai pertempuran, termasuk Perang Uhud dan Perang Khandaq. Ia menjadi salah satu pelindung utama Nabi ﷺ dalam medan pertempuran.
Panglima Perang Qadisiyyah
Keahlian militer Sa’ad memuncak saat masa Khalifah Umar bin Khattab RA. Ia ditunjuk menjadi panglima perang dalam Perang Qadisiyyah, salah satu pertempuran besar antara kaum Muslimin melawan Kekaisaran Persia (Sassanid).
Meski sedang sakit tulang belakang saat itu dan memimpin pasukan dari tempat tidur, strategi jitu Sa’ad membuahkan kemenangan besar bagi umat Islam. Setelah Qadisiyyah, ia juga memimpin pembebasan kota Ctesiphon (al-Mada'in), ibu kota Persia.
Sebagai penghormatan, Umar RA mengangkatnya menjadi gubernur Kufah. Namun ketika terjadi pergolakan politik, Sa’ad tetap memilih menjauh dari konflik dan tidak memihak siapapun, menunjukkan kedewasaan dan hikmah dalam bersikap.
Akhir Hayat
Sa’ad bin Abi Waqqash wafat pada tahun 55 H (sekitar 675 M) di usia sekitar 80 tahun, di luar kota Madinah. Ia adalah sahabat terakhir yang wafat dari kelompok sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga.
Sa’ad bin Abi Waqqash bukan hanya pemanah ulung, tetapi juga pemimpin cerdas yang mengukir kemenangan besar untuk Islam. Kisah hidupnya adalah teladan tentang keberanian, ketulusan, dan kesetiaan kepada agama dan Rasulullah ﷺ.
Sumber Referensi:
-
Ibnu Hajar al-Asqalani, Al-Ishabah fi Tamyiz al-Sahabah
-
Ibn Sa’ad, Thabaqat al-Kubra
-
Al-Zahabi, Siyar A’lam al-Nubala’
-
Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-Shallabi, Biografi Umar bin Khattab
Posting Komentar untuk "Sa’ad bin Abi Waqqash: Pemanah Jitu dan Panglima Andal"