Siapakah Alqamah?
Alqamah adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang dikenal rajin beribadah—shalat, puasa sunnah, dan sedekah—lalu di akhir hidupnya menghadapi ujian besar. Meskipun sunnahnya penuh, ia gagal mengucapkan dua kalimat syahadat saat ajal menjelang. Mengapa? Ternyata, sikapnya terhadap ibunya punya peran besar dalam kondisi itu
________________________________________
Kronologi Singkat Kisah Alqamah
1. Alqamah Sakit Parah
Saat dalam kondisi kritis, istrinya segera menyampaikan kabar kepada Rasulullah SAW.
2. Nabi Kirim Sahabat-sahabat Mulia
Nabi mengutus ‘Ammar, Bilal, dan Shahib untuk menuntun Alqamah mengucap kalimat syahadat. Sayangnya, lidahnya kelu dan tak mampu mengucapnya
3. Terungkap Rahasia yang Tersembunyi
Mendengar kondisi Alqamah, Nabi bertanya apakah ia masih punya orang tua. Saat diketahui ibunya masih hidup—meski sudah sepuh—terbongkar masalahnya.
4. Bertemu Sang Ibu
Nabi mengutus Bilal untuk menemui ibu Alqamah. Lewat dialog yang jujur, sang ibu mengakui bahwa Alqamah lebih mengutamakan istri di atas dirinya, dan ini membuat hatinya terluka
5. Kemarahan Ibu sebagai Penghalang Syahadat
Rasulullah SAW menjelaskan bahwa murka ibu-lah yang menahan lidah Alqamah untuk mengucap syahadat. Hingga akhirnya Nabi bahkan memerintahkan Bilal menyiapkan kayu bakar sebagai simbol hukuman jika sang ibu tak mau merelakan
6. Keikhlasan Ibu Mengubah Segalanya
Tergerak oleh ancaman hukuman, sang ibu turun tangan dan akhirnya merelakan, seraya mengikrarkan restunya di hadapan Nabi. Setelah itu, Alqamah berhasil mengucap “Lā ilāha illallāh” dan wafat dalam kondisi husnul khatimah
7. Nasihat Nabi di Pemakaman
Saat jenazah dikuburkan, Nabi SAW berdiri dan memberi peringatan serius: “Barang siapa mendahulukan istri daripada ibu, maka laknat Allah, malaikat, dan manusia atasnya”—selain itu, beliau menegaskan bahwa ridha Allah tergantung pada ridha ibu
________________________________________
Pelajaran Berharga dari Kisah Ini
1. Betapa Pentingnya Hormat kepada Ibu
Amalan terbaik bisa jadi sia-sia jika hubungan dengan ibu tidak dijaga. Alqamah memberi contoh nyata bagaimana ketidakharmonisan keluarga bisa berdampak pada akhir hidup.
2. Prioritas yang Seimbang
Cinta dan tanggung jawab terhadap pasangan tidak boleh mengorbankan kedudukan orang tua, terutama ibu.
3. Hati-hati saat Sakaratul Maut
Kita tidak tahu kapan ajal datang, dan kondisi hati saat itu menentukan akhir hidup. Menjaga silaturahmi dengan orang tua sangat penting sebelum terlambat.
4. Kekuatan Restu Ibu
Keikhlasan seorang ibu bisa membuka pintu keselamatan di saat kritis.
5. Pesan Abadi dari Nabi
Nasihat Nabi SAW di pemakaman Alqamah menjadi pengingat tegas agar setiap Muslim menyeimbangkan hak istri dan orang tua dengan penuh tanggung jawab.
________________________________________
Cara Mengaplikasikan Hikmah Ini dalam Kehidupan Sehari-hari
1. Luangkan Waktu Khusus untuk Ibu
Misalnya, telepon rutin setiap hari atau ajak jalan-jalan akhir pekan.
2. Transparansi dalam Prioritas Rumah Tangga
Diskusi dengan pasangan tentang tanggung jawab keluarga agar tidak tumpang tindih.
3. Meminta Restu secara Rutin
Sebelum memulai hal penting—seperti membuka usaha atau menikah—mintalah doa restu dari orang tua.
4. Perbaiki Sikap dan Bahasa
Hindari ucapan kasar kepada ibu, dan tunjukkan rasa hormat di hadapan siapapun.
5. Jaga Komunikasi Aktif
Bila tinggal berjauhan, manfaatkan teknologi untuk sambung silaturahmi secara intens.
________________________________________
Kesimpulan
Kisah Alqamah mengajarkan kita bahwa tinggi rendahnya kualitas ibadah tidak cukup bila hubungan dengan ibu terabaikan. Maka, dalam Islam, bakti kepada ibu memiliki posisi yang sangat krusial—mungkin bahkan lebih tinggi dari cinta kepada pasangan. Sebuah pelajaran abadi agar kita terus memprioritaskan kasih sayang dan penghormatan kepada ibu.
________________________________________
FAQ (5)**
1. Mengapa murka ibu Alqamah bisa menghalangi lidahnya mengucap syahadat?
Karena kedudukan ibu sangat tinggi dalam Islam, dan luka hati ibu membuat pahala serta amalan bisa tertahan hingga rela dari ibu didapat
2. Apakah perintah Nabi mempersiapkan kayu bakar berarti membakar jenazah?
Itu hanyalah simbol untuk menunjukkan betapa seriusnya konsekuensi jika sang ibu tak mau merelakan. Bukan berarti dilaksanakan secara harfiah .
3. Bagaimana jika seorang anak sudah almarhum ibunya?
Kita tetap wajib menjaga hubungan dengan warisannya yang baik—doa, sedekah jariyah, dan mengamalkan nilai-nilai yang diinginkan beliau.
4. Apakah kisah ini berlaku universal?
Ya, karena menegaskan prinsip bahwa syariat Islam menuntut penghormatan tertinggi kepada orang tua.
5. Bagaimana membagi waktu antara pasangan dan orang tua?
Susun skala prioritas, dialog terbuka dengan pasangan, dan lakukan penjadwalan dukungan emosional bagi ibu—seperti pengakuan, perhatian, dan silaturahmi rutin.
Posting Komentar untuk "Kisah Alqamah: Sahabat Nabi yang Mengutamakan Istri daripada Ibu"