Kisah Mustafa Kemal Atatürk Tidak Diterima Bumi: Antara Fakta dan Mitos

 

        Mustafa Kemal Atatürk merupakan tokoh besar dalam sejarah Turki modern. Ia dikenal sebagai pendiri Republik Turki dan presiden pertamanya setelah runtuhnya Kesultanan Utsmaniyah. Di balik pencapaiannya, Atatürk juga menjadi sosok kontroversial, terutama di kalangan umat Islam karena berbagai kebijakan sekularisasi ekstrem yang ia lakukan. Salah satu kisah populer yang sering dibicarakan di kalangan umat Islam adalah "jasadnya tidak diterima bumi".

Siapakah Mustafa Kemal Atatürk?

Mustafa Kemal lahir pada tahun 1881 di kota Salonika (sekarang Thessaloniki, Yunani). Ia menonjol sebagai perwira militer dalam Perang Dunia I dan setelah kejatuhan Kesultanan Utsmaniyah, ia memimpin perlawanan terhadap pendudukan Sekutu. Pada tahun 1923, ia mendirikan Republik Turki dan menjadi presidennya yang pertama.

Namun, setelah berkuasa, ia menerapkan reformasi besar-besaran yang menjauhkan Turki dari Islam:

  • Menghapus sistem khilafah (1924)

  • Melarang pemakaian pakaian Islami seperti fez dan jubah ulama

  • Mengganti huruf Arab menjadi huruf Latin

  • Menutup madrasah dan tarekat

  • Melarang azan dalam bahasa Arab (diganti Turki selama beberapa tahun)

Kebijakan-kebijakan ini dianggap oleh banyak ulama sebagai bentuk penistaan terhadap agama.

Misteri Jenazah yang Tidak Diterima Bumi

Salah satu cerita paling terkenal adalah bahwa setelah wafat pada 10 November 1938, jenazah Mustafa Kemal Atatürk tidak diterima oleh bumi. Cerita ini menyebutkan bahwa saat hendak dimakamkan, tanah menolak tubuhnya, sehingga harus disimpan dalam peti marmer berat selama bertahun-tahun.

Fakta Sejarah: Dimakamkan 15 Tahun Setelah Wafat

Menurut catatan resmi dari sejarah Turki:

  • Atatürk meninggal pada tahun 1938 dan jenazahnya disemayamkan di Museum Etnografi Ankara.

  • Ia tidak langsung dimakamkan karena belum ada mausoleum permanen yang layak.

  • Baru pada tahun 1953, setelah pembangunan Anıtkabir (kompleks makam monumental), jenazahnya dipindahkan dan dimakamkan di sana dalam sebuah sarkofagus marmer berat.

Kisah ini kemudian dikaitkan oleh sebagian kalangan sebagai bukti bahwa jenazahnya tidak diterima bumi secara spiritual, meskipun sebenarnya alasan teknis dan politis yang lebih logis menjadi penyebab penundaan pemakaman.

Pandangan Ulama dan Umat Islam

Banyak tokoh dan ulama mengkritik keras tindakan Atatürk, dan beberapa bahkan menganggapnya sebagai murtad karena kebijakan anti-Islamnya. Kisah jenazahnya tidak diterima bumi pun sering dikutip sebagai peringatan dari Allah atas tindakan zalim terhadap agama.

Namun, penting untuk dicatat bahwa:

Tidak ada bukti ilmiah atau syar’i yang memastikan bahwa tanah secara harfiah menolak jasadnya.

Kisah ini banyak beredar dalam ceramah, buku populer, dan media sosial, namun tidak tercatat dalam literatur sejarah resmi secara eksplisit. Meski demikian, dalam keyakinan sebagian umat, fenomena seperti ini dipahami sebagai bentuk adzab Allah terhadap para penentang agama.

Kisah jenazah Mustafa Kemal Atatürk yang tidak diterima bumi merupakan narasi yang terus beredar di masyarakat sebagai bentuk peringatan terhadap sikap anti-Islam. Meski tidak didukung bukti empirik yang kuat, cerita ini mencerminkan kekecewaan mendalam umat Islam terhadap pemimpin yang menjauhkan bangsanya dari nilai-nilai Islam.

Sebagai umat, penting untuk mengambil hikmah dari sejarah, bukan untuk menyebar kebencian, tetapi agar kita tidak mengulangi kesalahan serupa — menjauhkan agama dari kehidupan.


Sumber dan Rujukan

  1. Andrew MangoAtatürk: The Biography of the Founder of Modern Turkey

  2. Lord KinrossAtatürk: The Rebirth of a Nation

  3. William L. ClevelandA History of the Modern Middle East

  4. Ceramah dan pandangan dari tokoh-tokoh Islam seperti Syaikh Muhammad Metwally al-Sya’rawi, yang menyebut kebijakan Atatürk sebagai bentuk "pengkhianatan terhadap Islam".

Posting Komentar untuk "Kisah Mustafa Kemal Atatürk Tidak Diterima Bumi: Antara Fakta dan Mitos"