Sejarah Kerajaan Tanjung Pura /Matan Ketapang



Kerajaan Tanjung Pura Merupakan Kerajaan tertua dari semua kerajaan yang ada di kalimantan Barat. Kerajaan ini terletak dikabupaten Ketapang. pada masa kejayaanya, kerajaan ini merupakan kerajaan yang besar dan megah. Tanah di Kerajaan ini merupakan ranah yang sangat subur dan banyak barang-barang tambang, sehingga Rakyatnya hidup dengan makmur. 

Hubungan perdagangan tidak hanya ke wilayah Indonesia saja, tetapi sampai juga ke Malaka dan Brunei. Sejarah Tentang berdirinya kerajaan Tanjunng Pura Hanyalah berdasarkan cerita Rakyat saja, Namun cerita Rakyat ini terus berkembang hingga saat ini.

berdirinya kerajaan Tanjung Pura berawal dari Kerajaan Majapahit di pulau Jawa. Pada Masa pemerintahan Brawijaya akan berakhir, sang Prabu memanggil ahli Nujum untuk meramal siapa di antara putranya yang paling baik dan bisa memim[in kerajaan Majapahit setelah Sang Prabu Brawijaya meninggal, hasil dari Ramalan tersebut menunjukan bahwa Putra Bungsu Sang Prabu yang bernama Prabu Jaya yang paling pantas menggantikan Sang Ayah sebagai Raja Majapahit. Mendengar hal tersebut ke enam saudara Prabu Jaya merasa iri dan Sakit hati, maka mereka mencari cara untuk menyingkirkan Prabu Jaya. 

Pada Suatu hari, dalam makanan Prabu Jaya diberi racun, sehingga setelah makan makanan tersebut badan Prabu Jaya gatal-gatal sehinggga badan Prabu Jaya luka-luka sampai mengeluarkan darah dan nanah. suatu penyakit yang sangat menakutkan bagi seluruh istana Majapahit. Keenam saudara Prabu Jaya pura-pura sedih , mereka mencarikan tabib untuk mengobati penyakit Prabu Jaya.Namun penyakit itu susah di obati walaupun oleh Tabib sakti. Raja Brawijaya sangat sedih dan putus asa, dengan perasaan sedih namun tetap bijaksana, akhirnya Raja Brawijaya memerintahkan Rakyatnya untuk membuat perahu guna menyingkirkan Prabu Jaya yang berpenyakit kulit.

setelah perahu tersebut selesai maka Raja Brawijaya memerintahkan prabu Jaya untuk pergi dari istana dengan dibekali pengawal dan makanan yang cukup, dengan perasaan sedih pula Prabu Jaya menuruti perintah ayahandanya. perahu mulai berjalan karena tiupan angin , berhari-hari prabu Jaya terapung di atas air tak tentu arah dan tujuannya. akhirnya perahu prabu Jaya terdampar di daerah Sungai Pawan daerah ketapang. Orang-orang menyebut tempat ini adalah Kuala kandang Kerbau. di tempat ini pula Prabu Jaya mendapatkan Sahabat yaitu buaya dan Ikan-ikan pating, Ikan-ikan pating inilah yang menjilati luka -luka Prabu Jaya hingga Sembuh.

Ditempat yang baru ini Prabu Jaya mempunyai Kebiasaan baru yaitu mencari ikan, pada saat menjala ikan , jalanya tidak bisa di angkat , maka Prabu Jaya memerintahkan anak buahnya untuk menyelam. ternyata jalanya tersangkut pada sebuah benda yang bernama MUNDAM( sejenis guci atau tempayan yang bntuknya rendah). dalam guci tersebut terdapat sehelai rambut yang sangat panjang. Prabu Jaya sangat penasaran siapa yang mempunya rambut tersebut, akhirnya Prabu Jaya menemukan seorang gadis yang mempunyai rambut panjang tersebut.

Gadis itu bernama Dayang Putung , pada waktu itu Dayang Putung yang berparas cantik sedang berpenyakit kulit.Sebab itulah ia bungkus dengan buih yang banyak dan berada diatas air. merasi iba hatinya melihat Dayang Putung yang berpenyakit kulit, maka Prabu Jaya memanggil ikan-ikan Pating untuk menjilati penyakit kulit yang dideritanya. Tidak berapa lama akhirnya sembuh penyakit Dayang Putung.sejak saat itu Prabu Jaya mengubah nama Dayang Putung menjadi Junjung Buih.melihat kecantikan Junjung Buih, hati Prabu Jaya jadi tertarik, akhirnya mereka sepakat untuk menikah, 

Atas permintaan Junjung Buih, Prabu Jaya membangun daerah baru yang diberi nama Kajung. selanjutnya dari pengembaraan Prabu Jaya berhenti setelah membangun daerah sukadana. di daerah ini Prabu Jaya diangkat sebagai Raja yang membawai seluruh Kalimantan.

dari perkawinan Prabu Jaya dan Junjung Buih mereka dikarunia tiga orang putera yaitu:

1. Pangeran Prabu

2. Gusti likar

3. Pangeran Mancar

setelah beliau wafat, pangeran Prabu sebagai putra mahkota menggantikan kedudukan Raja Sukadana dengan gelar Raja Baparung.

Raja Baparung memegang tahta kerajaan kira-kira 30 Tahun.setelah beliau wafat, putera mahkota yang bernama Karang Tanjung naik Tahta, di beri gelar Karang Tanjung karena beliau senang sekali tidur diatas bunga Tanjung, itu sebabnya kerajaan dibawah kekuasaanya dinamakan Tanjung Pura.

Raja ini juga dijuluki Panembahan Pundong Prasap atau Tuntung Asap, karena selama pemerintahannya Rakyat diperintahkan membakar hutan untuk daerah pertanian, siang malam nyala asap api tak kunjung Padam, oleh karena itu Raja ini dijuluki Tuntung Asap.

setelah raja ini wafat tahta digantiakan oleh putranya yang bernama panembahan Kalaherang.   pada masa pemerintahannya, daerah kekuasaan Tanjung Pura diperluas. Sehingga daerah kekuasaannya hampir meliputi Seluruh Provinsi Kalimantan Barat.

setelah panembahan Kalaherang wafat , tahta kerajaan diduduki oleh Panembahan Bandala .  pada masa pemerintahan ini kerajaan tanjung Pura yang semula adalah kerajaan agraris ( Pertanian ) dirubah menjadi kerajaan maritim ( mengandalakan kehidupan dilaut). setelah Raja Penembahan Bandala Wafat , tahta kerajaan diwariskan kepada Pangeran Anom. sebenarnya tahta kerajaan ini jatuh kepada penambahan Airmala, namun karena saat itu penambahan Airmala masih kecil, maka pangeran Anom sebagai wakil berhak menduduki tahta kerajaan. baru setelah pangeran Anom wafat, Panembahan Airmala naik Tahta. Pada masa pemerintahannya, kerajaan tanjung pura terus berkembang dan terus semakin maju dengan dipadukannya antara kerajaan maritim dengan Kerajaan agraris.

Raja selanjutnya Setelah panembahan Airmala wafat adalah Panembahan Barus. pada masa pemerintahan raja ini, terjadi dua peristiwa penting yaitu :

1. Dibangunnya Kota Matan ( di Kabupaten Ketapang)

2. Berkembangnya Agama Islam di tanjungpura

Agama Islam berkembang di daerah tanjung Pura di bawa oleh seorang pedagang Muslim dari Palembang, Walaupun Agama Islam berkemabang di daerah Tanjung Pura Namun Sang Raja belum menganut Agama Islam. setelah panembahan Barus Wafat , Tahta di serahkan kepada Giri Kusuma dan memeluk Agama Islam, sejak pemerintahan Raja Giri kusuma Islam semakin berkembang .

Sejak Raja Giri Kusuma memeluk islam , maka berakhirlah masa Kerajaan Hindu di Tanjung Pura, Raja ini menikah dengan Ratu Mas Jaintan dari kerajaan Landak, pernikahan Raja Giri Kusuma dan Ratu Mas Jaintan menyebabkan penyatuan wilayah Sukadana dan Landak.

Setelah Raja Giri Kusuma Wafat, Putera Mahkota yang akan menggantikan nya belum dewasa , maka Ratu Mas Jaintan dinobatkan sebagai wakil Raja dengan Gelar Ratu Sukadana.

Pada masa pemerintahan Ratu Sukadana Belanda datang begitu juga dengan orang-orang inggris, mereka datang dengan alasan ingin membeli intan. namun kenyataanya mereka mengadakan hubungan dagang dengan negaranya, mereka minta izin mendirikan kantor perdagangan di Sukadana. Pada saat yang sama, di bawah pimpinan Temenggung Baurekso, pasukan dari mataram ( salah satu kerajaan di Jawa ) menyerang Sukadana dengan tujuan mengusir Belanda sekaligus memperluas daerah kekuasaan.



Pada saat penyerangan dari mataram Ratu Sukadana kalah dan di tawan oleh pasukan dari Mataram, kemudian di bawa ke Jawa, maka tali pemerintahan di gantikan oleh putera mahkota yang bernama Sultan Aliuddin dengan Gelar Sultan Muhammad Syafeuddin.

Wafatnya sultan Muhammad Syafeuddin , di gantikan oleh Putera Mahkota yang bernama Sultan Zainuddin, pada masa pemerintahannya terjadi peperangan antara sukadana dan Landak di sebabkan perebutan " Intan Kobi " ( Sebuah Pusaka milik Kerajaan Landak ).

Dalam peperangan tersebut Sukadana minta bantuan Militer Inggris yang mendirikan kantor perdagangan di Sukadana dan landak meminta bantuan ke banten. Karena Banten sudah takluk kepada belanda saat itu, maka banten meminta bantuan kepada Belanda untuk membantu Landak menghadapi Sukadana. Dalam peperangan ini di menangkan oleh Kerajaan Landak.Sultan Zainuddin mengungsi ke Kota Waringin ( Sekarang di Propinsi Kalimantan Selatan).

untuk merebut kembali kekuasaanya, sultan Zainuddin menyusun pasukan Baru, pasukan baru ini terdiri dari orang-orang bugis, akhirnya peperangan yang kedua di menangkan oleh Pasukan Sultan Zainuddin, dengan demikian Sultan Zainuddin bisa bertahta kembali di kerajaan Sukadana.

Adapun Istri-istri Sultan Zainuddin selama menjadi Raja ada 4, Ratu Mas Indrawati, Utin Kerupas, Utin Kerupis dan Nyaik Kendi.

Pernikahan dengan Ratu Mas Indrawati ( Puteri Penembahan Senggaok dari kerajaan Mempawah) , Sultan Zainuddin di karunia seorang Puteri yang di beri nama Puteri Kesumba.

Setelah dewasa Putri Kesumba dinikahkan dengan Opu Daeng Menambon, seorang pemuda yang berasal dari kerajaan Luwuk di Sulawesi. sedangkan pernikahan Sultan Zainuddin dengan Nyaik Kendi ( asli Puteri Dayak), mempunya dua orang putera yaitu Pangeran Mangkurat bergelar Sultan Diri Laga dan Pangeran Ratu bergelar Pangeran Ratu Agung.

Pada saat kepemimpinan Sultan Muhammad Zainuddin , kerajaan Tanjung Pura semakin makmur. perkembangan agama Islam semakin meluas karena pada saat itu Sultan di bantu oleh Saudaranya yang bernama Pangeran Agung.

Setelah beberapa lama pangeran Agung membantu Sultan Zainuddin, Hatinya Iri dan merasa tidak puas atas kedudukannya. ia berkeinginan menjadi Raja 


maka pada akhirnya pangeran Agung menysun ke kuatan secara tersembunyi, ketika kekuatan nya merasa cukup akhirnya mereka mengepung Istana pada saat Sultan Zainuddin melaksanakan Shalat di Masjid, Sultan Zainuddin di todong dan di usir dari Istana. Tanpa mengadakan perlawanan, Sultan bersama keluarga mengungsi ke Banjarmasin.

Selama mengungsi sultan Zainuddin di bantu oleh Rakyat Banjarmasin  untuk mengadakan serangan balasan terhadap pangeran Agung namun serangan tersebut selalu gagal, dan pada akhirnya Sultan Zainuddin sendiri tertangkap dan di penjara di Masjid Agung Tanjungpura.

Pada saat di penjara, beliau sempat menulis surat kepada lima kakak beradik Opu Daeng menambon yang berasal dari Sulawesi. Tanpa mengalami kesulitan apapun, Opu Daeng Menambon dan saudara-saudaranya bisa membantu Sultan Zainuddin tanpa ada pertumpahan darah ,Beliau dikeluarkan dari penjara dan kembali memimpin Pemerrintahan Kerajaan Tanjungpura.

Pangeran Agung di Tahan seumur hidup, namun ia dibuatkan sebuah kota kecil di Kuala Kandang Kerbau lengkap dengan keperluannya termasuk istri-istri yang hidup bersamanya.

sebagai ucapan terima kasih kepada Opu Daeng menambon Sultan Zainuddin menawarkan agar Opu Daeng Menambon menetap di tanjungpura karena ia sudah dinikahkan dengan Puteri Kesumba. namun belum sampai Opu Daeng Menambon menetap di tanjungpura, sultan Muhammad Zainuddin menerima surat dari kerajaan Mempawah bahwa Panembahan Senggaok wafat dan seluruh harta warisan termasuk tahta Kerajaan diserahkan kepada Sultan Zainuddin dan Keluarganya.

Setelah membaca surat tersebut, Sultan Zainuddin meminta kesedian Opu Daeng Menambon untuk berangkat ke mempawah dan menjadi seorang Raja di Kerajaan Mempawah. setelah beberapa lama memerintah dikerajaan Tanjungpura, akhirnya Sultan Muhammad Zainuddin Wafat, tahta di gantikan oleh Putera mahkota yang bernama pangeran Mangkurat dengan Gelar Sultan Diri Laga. pada masa pemerintahan Sultan inilah Belanda Datang ke sukadana. karena Raja ini anti Belanda , maka seluruh keluarga kerajaan mengundurkan diri ke Martalaya.


tahta selanjutnya di duduki oleh Sultan Zainuddin II dengan gelar Sultan Iridilaga. pada masa pemerintahan Sultan inilah didirikan Pusat Pendidikan Agama Islam. Beliau mendatangkan Guru Besar Agama Islam dari Arab yang bernama Syekh Maghribi, selain itu pada masa pemerintahannya juga di buat takaran beras. takaran beras tersebut terbuat dari kayu yang isinya 4,5kg. dan sebelum di pakai harus disahkan oleh Sultan supaya isinya sama, dan takaran beras yang boleh dipakai harus ada tulisan " GANTANG PANGERAN JAYA ANOM".


setelah beliau Wafat tahta diduduki oleh Sultan Kamaluddin , wafatnya sultan kamaludin digantikan oleh pangeran perdana Menteri yang bergelar pangeran Jaya Anom. setelah beliau Wafat tahta diduduki oleh Muhammad Sabran.
semasa hidup, penambahan Muhammad Sabran menunjuk Gusti Busrah sebagai putera mahkota untuk menggantikannya.tetapi belum sempat ia naik tahta , Gusti Busrah Hilang secara misterius, sehingga tahta kerajaan di serahkan kepada Pangeran Mas dengan gelar Penembahan Saunan.pemerintahan ini berakhir karena kedatangan dan kekejaman Jepang di tanjungpura.

Peninggalan-Peninggalan Kerajaan Tanjung Pura yang dapat kita saksikan saat ini antara lain :
1. Mesium Kerajaan Tanjungpura di Matan
    terletak di kampung Mulia Kerta, kecamatan Matan Hilir, Ketapang
2. Komplek Raja-raja Tanjungpura 
    terletak di kampung Tanjungpura, Kecamatan Matan Hilir Selatan, Ketapang.



Posting Komentar untuk "Sejarah Kerajaan Tanjung Pura /Matan Ketapang"